Jumat, 22 April 2016

STUDI SEBARAN SEDIMEN DI PERAIRAN SUNGAI DUA LAUT KABUPATEN TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN

PENDA

STUDI SEBARAN SEDIMEN DI PERAIRAN
SUNGAI DUA LAUT KABUPATEN TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN

1.1    Latar Belakang
Sedimen atau endapan pada umumnya diartikan sebagai hasil dari proses pelapukan terhadap suatu tubuh batuan, yang kemudian mengalami erosi, tertansportasi oleh air, angin, dan lain-lain, dan pada akhirnya terendapkan atau tersedimentasikan. Sedangkan batuan sedimen adalah suatu batuan yang terbentuk dari hasil proses sedimentasi, baik secara mekanik maupun secara kimia dan organik.
Sedimentasi adalah masuknya muatan sedimen ke dalam suatu lingkungan perairan tertentu melalui media air dan diendapkan di dalam lingkungan tersebut. Sedimentasi yang terjadi di lingkungan pantai menjadi persoalan bila terjadi di lokasi-lokasi yang terdapat aktifitas manusia yang membutuhkan kondisi perairan yang dalam seperti pelabuhan, dan alur-alur pelayaran, atau yang membutuhkan kondisi perairan yang jernih seperti tempat wisata, ekosistem terumbu karang atau padang lamun. Untuk daerah-daerah yang tidak terdapat kepentingan seperti itu, sedimentasi memberikan keuntungan, karena sedimentasi menghasilkan pertambahan lahan pesisir ke arah laut.
Endapan sedimen (sedimentary deposit) adalah tubuh material padat yang terakumulasi di permukaan bumi atau di dekat permukaan bumi, pada kondisi tekanan dan temperatur yang rendah. Sedimen umumnya (namun tidak selalu) diendapkan dari fluida dimana material penyusun sedimen itu sebelumnya berada, baik sebagai larutan maupun sebagai suspensi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sedimentasi, diantaranya adalah kecepatan arus sungai, kondisi dasar sungai, turbulensi dan lainnya. Terjadinya sedimentasi di muara sungai atau estuaria menyebabkan daerah tersebut akan mengalami pendangkalan atau memungkinkan berbagai ukuran partikel sedimen pada daerah tersebut akan mengalami erosi dan terbawa arus. Begitu arus melemah sedimen yang berukuran agak besar seperti pasir akan mengendap terlebih dahulu, sedangkan sedimen yang berukuran halus masih akan terbawa arus. Partikel tersebut akan mengendap ketika arus sudah cukup lemah, yakni di daerah sekitar estuaria, di mana arus sungai dan air laut bertemu. Laju sedimentasi dan kecepatan endapan sedimen tergantung dari ukuran partikel. Kebanyakan sedimen yang terbawa ke daerah estuaria berada dalam bentuk suspensi dan berukuran kecil. Sedimen yang berukuran besar seperti pasir, dapat mengendap dalam satu siklus pasang, sedangkan sedimen yang lebih kecil kecepatan endapannya lambat  (Supriharyono, 2000).
Dalam mempelajari dinamika-dinamika yang terjadi khususnya mengenai kondisi geologi laut. Maka ilmu yang mempelajari tentang sedimen muthlak dipelajari. Penguasaan sedimentologi berguna untuk mengetahui dinamika-dinamika pengendapan yang terjadi dalam kurun waktu ratusan hingga ribuan tahun dilaut. Sehingga nantinya informasi yang didapat dari pengkajian sedimentasi disuatu daerah dapat dimanfaatkan untuk eksplorasi-eksplorasi mineral dibawah laut. Untuk menganalisis feraksi sedimen maupun faktor-faktor yang mempengaruhi peroses sedimentasi diwilayah Sungai Dua Laut perlu dilakukan lebih lanjut melalui peraktik lapang.
Peraian desa Sungai Dua Laut merupakan perairan semi terbuka, yang dimana berhadapan lansung dengan laut jawa. Ekosistem pesisir yang terdapat di pesisir Sungai Dua Laut, yaitu ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang. Topografi pantai termasuk pantai yang landau berpasir dan bersebelahan langsung dengan tebing, yang tersusun oleh material pasir halus dan kasar serta bongkahan terumbu. Dimana pantai sangat dipengaruhi oleh faktor oseanografi yaitu seperti gelombang dan pasang surut serta arus, yang dapat merubah struktur bentuk pantai.
1.2.   Maksud dan Tujuan Laporan
Adapun maksud dalam melakukan analisis di laboratorium adalah membandingkan teori pembelajaran di kelas dengan  hasil analis di lapangan.
Sedangkan tujuan dalam melakukan analisis di laboratorium ialah :
-          Untuk mengetahui analisis feraksi dan statistik sedimen
-          Untuk mengetahui cara analisis transport sedimen
-          Untuk mengetahui pola transport sedimen
-          Untuk menggambarkan pola sebaran sedimen
-          Menyusun laporan

1.3.    Ruang Lingkup
1.3.1. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah kajian di perairan Desa Sungai Dua Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan berada di antara 2°52’ - 3°47’ Lintang Selatan dan 115°15’ - 116°04’ Bujur Timur. Kabupaten Tanah Bumbu adalah salah satu Kabupaten di Provinsi kalimantan Selatan yang terletak di ujung tenggara Pulau Kalimantan. Berbatasan langsung dengan Laut jawa, dengan luasan daerah sekitar ± 25.422 Ha dengan presentasi 5.08%.
1.3.2. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup praktek lapang di perairan Desa Sungai Dua Laut adalah meliputi :
-          Oseanografi meliputi pengukuran gelombang dan arus Transpor sedimen meliputi pengambilan sampel sedimen pada 37 stasiun menggunakan alat grab sampler Transpor sedimen meliputi pengukuran sedimen menggunakan sedimen trap dilakukan di 6 stasiun dalam jangka waktu pemasangan alat sedimen trap selama 4 hari.

 II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1.    Pengertian Sedimen dan Sedimentologi
Pengertian sedimen menurut Krumbrein dan Sloss (1963) berpendapat bahwa sedimen adalah material atau pecahan dari batuan, mineral dan material organic yang ditransportasikan dari berbagai sumber air, darat maupun laut dan didepositkan oleh udara, angin, es dan air. Sedangkan menurut Pipkin (1977) sedimen adalah deposit dari material padat di permukaan bumi di berbagai medium (udara, air, gas) di bawah kondisi normal permukaan. Selain itu ada juga yang dapat diendapkan dari material yang melayang dalam air (suspensi) atau dalam bentuk kimia pada suatu tempat (presipitasi kimia).
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan.  Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah salah satu contoh hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin (Adlien, 2011).
Sedimentologi adalah studi tentang proses-proses pembentukan, transportasi dan pengendapan material yang terakumulasi sebagai sedimen di dalam lingkungan kontinen dan laut hingga membentuk batuan sedimen. Atau Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari sedimen atau endapan (Wadell, 1932 dalam bahan ajar sedimentologi bu Rina, 2013).
2.2.  Jenis dan Sumber Sedimen
2.2.1.       Jenis – Jenis Sedimen
Sedimen dapat dibagi menjadi 2 yaitu Sedimen Terigen Pelagis dan Sedimen Biogenik pelagis (Widada, 2002)
a.    Sedimen biogenik pelagis
Dengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen biogenik terdiri atas berbagai struktur halus dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-sisa fitoplankton dan zooplankton laut. Karena umur organisme plankton hannya satu atau dua minggu, terjadi suatu bentuk ‘hujan’ sisa-sisa organisme plankton yang perlahan, tetapi  kontinue di dalam kolam air untuk membentuk lapisan sedimen. Pembentukan sedimen ini tergantung pada beberapa faktor lokal seperti kimia air dan kedalaman serta jumlah produksi primer di permukaan air laut. Jadi,
keberadan mikrofil dalam sedimen laut dapat digunakan untuk menentukan kedalaman air dan produktifitas permukaan laut pada zaman dulu.
b.        Sedimen Terigen Pelagis
Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri atas materi-materi yang berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut sampai ke lingkungan pelagis. Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan aliran grafitasi. Kedua melalui gerakan es yaitu materi glasial yang dibawa oleh bongkahan es ke laut lepas dan mencair. Bongkahan es besar yang mengapung, bongkahan es kecil dan pasir dapat ditemukan pada sedimen pelagis yang berjarak beberapa ratus kilometer dari daerah gletser atau tempat asalnya.

2.2.2. Sumber Sedimen
Sedimen yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal dari beberapa sumber yang menurut Kennet  (1992) dibedakan menjadi empat yaitu :
a.       Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai dan material hasil erosi daerah up land. Material ini dapat sampai ke dasar laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau arus laut dan akan terendapkan jika energi tertransforkan telah melemah.
b.      Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi.
c.       Hidreogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh dan sedimen jenis ini adalah magnetit, phosphorit dan glaukonit.
Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang bersal dari berbagai sumber dan masuk ke laut melalui jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa, aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat yang terbawa angin. Material yang bersal dari luar angkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang meledak di atmosfir dan jatuh di laut. Sedimen yang bersal dari letusan gunung berapi dapat berukuran halus berupa debu volkanin, atau berupa fragmen-fragmen aglomerat. Sedangkan sedimen yang bersal dari partikel di darat dan terbawa angin banyak terjadi pada daerah kering dimana proses eolian dominan namun demikian dapat juga terjadi pada daerah sub tropis saat musim kering dan angin bertiup kuat. Dalam hal ini umumnya sedimen tidak dalam jumlah yang dominan dibandingkan sumber-sumber yang lain (Anonim 2013).
2.2.3. Berdasarkan Ukuran Butir
Berdasarkan ukuran/besar butir, maka sedimen dapat digolongkan/ diklasifikasi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.
      
Tabel 1. Ukuran besar butir untuk sedimen menurut skala Wentworth


Analisis ukuran butir sedimen sesuai ayakan ASTM (American Society for Testing and Materials) menggunakan metode sieve net untuk ukuran sedimen kerikil dan pasir, dan metode pipet untuk ukuran lempung dan lanau (Faturahman dan Wahyu 1992). Prosedur analisis fisik sedimen di atas dianalisis dengan  menggunakan software GRADISTAT versi 11.0 (Blot 2000) dengan keluaran berupa parameter statistik sedimen  meliputi ukuran partikel sedimen, sorting, skewness, kurtosis dan persentase jenis sedimen. Persentase sedimen berdasarkan Segitiga Shepard dari pengelompokan klasifikasi menurut Skala Wenworth seperti disajikan pada Gambar 3, yakni percampuran kerikil, pasir dan lumpur.


Gambar 3enis sedimen sesuai skala Wentworth
2.3.      Transport Sedimen
Transpor sedimen pantai adalah gerakan sedimen di daerah pantai yang disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya. Transport sedimen dapat diklasifikasikan menjadi nginart menuju dan  meninggalkan pantai (onshore-offshore transport) dan nginart sepanjang pantai (longshore transport). Transpor menuju dan meninggalkan pantai mempunyai arah rata-rata tegak lurus garis pantai. Sedang transpor sepanjang pantai mempunyai arah rata-rata sejajar pantai (Triatmodjo 1999).
Pasir di laut biasa digerakkan oleh arus (yang dibangkitkan pasut, angin, gelombang atau secara umum terjadi oleh kombinasi antara arus dan gelombang. Pasir ditransportasikan oleh proses dasar “ entrainment”, transportasi, dan deposisi. Entrainment terjadi sebagai hasil dari tegangan geser yang terjadi di dasar perairan oleh arus dan gelombang dengan turbulen diffuse yang kemungkinan mengangkat partikel naik ke dalam kondisi suspense. Transportasi terjadi oleh adanya rolling (partikel menggelinding), sliding (partikel tergelincir) dan hopping (partikel meloncat-loncat) sepanjang dasar perairan sebagai respon dari tegangan geser yang bekerja dan dasar yang miring dan gaya yang berat partikel. Transport semacam ini dinamakan transport secara bedload yang dominan terjadi pada kondisi arus/gelombang lemah atau terjadi pada partikel yang berukuran besar (Ukkas, dkk 2009).

Gambar 4. Transport  sedimen laut
2.4. Budget Sedimen
Pendekatan model budget yang dikembangkan oleh Gordon dkk. (1996) melalui program Land Ocean Interaction in the Coastal Zone (LOICZ) digunakan untuk mengetahui budget nitrogen di muara Ciliwung. Salah satu tujuan LOICZ adalah mempelajari bagaimana perubahan pemanfaatan lahan, iklim, muka air laut, dan aktivitas manusia mempengaruhi fluks material yang dihasilkan dari suatu wilayah yang pada akhirnya melalui sungai dan akan mempengaruhi wilayah pesisir. Prosedur umum penyusunan budget berdasarkan pendekatan LOICZ. Kelebihan LOICZ model ini adalah dengan ketersediaan data kualitas air yang terbatas, model budget dapat dibangun. Prinsip konservasi massa digunakan dalam prosedur penyusunan budget. Deskripsi rinci tentang prosedur perhitungan matematik merujuk pada prosedur Gordon dkk. (1996). Penyusunan budget N di ekosistem muara melalui tahapan perhitungan neraca massa air (persamaan (4)), neraca salinitas (persamaan (5)), dan neraca massa N (persamaan (6) dan (7)).
 
Gambar 5. Konsep perhitungan budget berdasarkan pendekatan LOICZ (Gordon dkk.,19961. Waktu dan Lokasi
 Praktikum Sedimentologi ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 1 s.d  4 Desember 2015. Tempat Praktikum Sedimentologi ini adalah di Desa Sungai Dua Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Analisis Sedimen di laksanakan bulan Desember 2015 di Lab Oseanografi Kelautan di Gedung 2 Ilmu Kelautan.
Gambar 5. Lokasi Peraktik Di Desa Sungai Dua Laut
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam pengambilan data sedimen :
-       Grabe Sampler
-       Sedimen Trab
-       GPS
-       Kapal
-       Kantung Sampel
Alat-alat yang digunakan dalam kerja dilaboratorium terbagi atas :
Ø  Analisa sampel sedimen :
-       Timbangan digital untuk menisampel sedimen
-       Satu set saringan (ayakan)
-       Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai sampel sedimen
-       Mesin pengguncang saringan
-       Talam-talam
-       Kuas, sikat kuningan, dan sendok
-       Silinder pembagi volume 1000 ml
-       Beakers glass (50 ml)
-       Cawan petri
-       Pipet (20 ml) 
3.2.2. Bahan
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan Pada analisis sampel adalah :
-       Sampel sedimen
-       Air
-       Tissue
-       bahan pereaksi kimia 0,01 N Natrium Oksalat dan
-       0,02 N NaCO3 (Natrium Karbonat).
3.3. Metode Pengambilan Data
3.3.1. Oseanografi
3.3.1.1. Gelombang
Pengukuran tinggi, periode dan arah gelombang dilakukan dengan menggunakan tiang skala, stopwatch, kompas dan alat tulis menulis. Pengukuran tinggi gelombang dilakukan dengan cara membaca pergerakan naik (puncak) dan turun (lembah) permukaan air laut pada tiang berskala yang ditancapkan di mintakat sebelum gelombang pecah sebanyak 20 pengulangan. Dari perbedaan pembacaan puncak dan lembah gelombang yang terukur, maka serangkaian tinggi gelombang dapat dihitung. Pengukuran perioda gelombang dilakukan dengan menggunakan stopwatch dengan cara menghitung banyaknya waktu yang diperlukan pada posisi puncak dan lembah gelombang bagi sejumlah gelombang datang. Arah datang gelombang di ukur dengan menggunakan kompas.

3.3.1.2. Arus
Kecepatan arus diukur dengan menggunakan layang-layang arus, dengan terlebih dahulu menentukan arah arus dengan menggunakan kompas, yakni menentukan posisi titik awal layang-layang arus ketika dilepas sampai jarak terakhirnya.
3.3.2. Sedimen Dasar
Pengambilan contoh sedimen dasar menggunakan bottom grab sampler (peterson grab) pada beberapa stasiun yang posisinya dicatat.  Sampel sedimen yang diperoleh selanjutnya dianalisis (laboratorium) untuk penentuan besar ukuran butirnya menggunakan sieve net dan metode pipet serta beberapa analisis parameter fisik sedimen lainnya.
3.3.3. Transport Sedimen
Pengukuran transport sedimen menggunakan Sedimen Trap yaitu :
      Menentukan posisi stasiun pengambilan sampel
      Meletakkan sedimen trap di dasar perairan pada suatu titik yang telah ditentukan dan mengarahkan tabung-tabungnya tepat ke keempat arah mata angin.
      Memberi tanda agar mudah ditemukan ketika ingin mengangkatnya kembali seperti pelampung.
      Setelah empat hari, sedimen yang ada di dalam tabung diambil secara perlahan agar tidak tercecer.
      Memasukkan masing-masing sampel sedimen tersebut ke dalam kantung sampel yang berbeda dan memberi tanda berdasarkan arah mata angin.

3.4. Metode Analisis Data
3.4.1. Oseanografi
3.4.1.1. Gelombang
Ø  Analisis Data
Untuk menghitung tinggi dan periode gelombang dengan menggunakan metode CERC
3.4.1.2. Arus
Ø Analisis Data
Untuk menghitung kecepatan arus dengan menggunakan persamaan :
                             Dimana;
      v = Kecepatan arus (meter/detik)
      s = Jarak (meter)
      t = Waktu tempuh (detik)

3.4.2. Analisis Ukuran butir
Analisis data sedimen dengan metode megaskopis adalah dengan mengidentifikasi secara umum jenis sampel sedimen yang diperoleh dari lokasi penyelidikan.
Ø  Metode Ayakan Kering
Prosedur kerja metode ini adalah sebagai berikut :
1.    Sampel sedimen yang diperoleh di lapangan dikumpulkan sesuai dengan lokasi masing-masing sampel, kemudian dicuci dengan air tawar setelah itu di masukkan ke dalam beakers glass,
2.    Sampel sedimen dimasukkan ke dalam oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu sehingga sampel sedimen betul-betul kering,
3.    Sedimen kering tersebut diambil dan kemudian ditimbang untuk dianalisa seberat 50 gr sampai 100 gr sebagai berat awal,
4.    Sampel dimasukkan ke dalam ayakan untuk diguncang melalui mesin pengguncang saringan, sehingga didapatkan pemisahan ukuran masing-masing partikel sedimen berdasarkan ukuran ayakan,
5.    Hasilnya kembali ditimbang untuk  mendapatkan berapa gram hasil masing-masing tiap ukuran ayakan.
Untuk penghitungan data ukuran butir sedimen menggunakan software gradistart ialah dengan menggunakan persemaan sebagai berikut
Tabel 2.  Arithmetic Method of Moments
Mean
Standard Deviation
Skewness
Kurtosis

Tabel 3.  Geometric Method of Moments
Mean
Standard Deviation
Skewness
Kurtosis
Tabel 4.  Logarithmic Method of Moments
Mean
Standard Deviation
Skewness
Kurtosis
Tabel 5.  Logarithmic (Original) Folk and Ward (1957) Graphical Measures
Mean
Standard Deviation
Skewness
Kurtosis
 
        
Tabel 6.  Geometric Folk and Ward (1957) Graphical Measures
Mean
Standard Deviation


Skewness
Kurtosis
         
Tabel 7. Klasifikasi ukuran butiran berdasarkan Arithmetic Method of Moments dan  Geometric Method of Moments
Sorting (sg)
Skewness (Skg)
Kurtosis (Kg)

Very well sorted
Well sorted
Moderately well sorted
Moderately sorted
Poorly sorted
Very poorly sorted
Extremely poorly sorted

< 1.27
1.27 – 1.41
1.41 – 1.62
1.62 – 2.00
2.00 – 4.00
4.00 – 16.00
> 16.00

Very fine skewed
Fine skewed
Symmetrical
Coarse skewed
Very coarse skewed

< -1.30
-1.30 – -0.43
-0.43 – +0.43
+0.43 – +1.30
> +1.30

Very platykurtic
Platykurtic
Mesokurtic
Leptokurtic
Very leptokurtic


< 1.70
1.70 – 2.55
2.55 – 3.70
3.70 – 7.40
> 7.40
3.4.3. Transport Sedimen
Menurut Grant (1943) dalam U.S. Army Corps of Engineers (2003) angkutan sedimen di pantai merupakan hasil kombinasi dari angkutan sedimen akibat gelombang dan angkutan sedimen akibat arus. Dalam penelitian ini, perhitungan angkutan sedimen yang digunakan adalah angkutan sedimen akibat gelombang dan angkutan sedimen akibat arus. Besar angkutan sedimen akibat gelombang dapat dihitung melalui persamaan :
Dimana:
rs     =   Massa jenis sedimen
r      =   Massa jenis air laut
gb     =   Indeks gelombang pecah
n      =   Porositas sedimen
ab      =   Sudut gelombang pecah
                  
Dari hasil pengukuran volume masing-masing stasiun sedimen trab, maka dihitung volume transport sedimennya, dengan menggunakan persamaan berikut :
     
 ket :
Qx = volume transport sedimen sejajar pantai
Qy = volume transport sedimen egak lurus pantai
Vu = volum utara sedimen trab
Vs = volum selatan sedimen trab
Vt = volum timur sedimen trab
Vb = Volum barat sedimen trab
Untuk arah transpor sedimen menggunakan persamaan berikut :
     Sedangkan untuk menghitung resultan transpor sedimen menggunakan persamaan :
r =

HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1.Kondisi Oseanografi

Sungai Dua Laut memiliki pantai dengan garis pantai yang relatif lurus dan landai, Kondisi oseanografi sangat berpengaruh terhadap sedimentasi ialah arus dan gelombang.
Arus laut (sea current) adalah gerakan air laut dari satu tempat ketempat yang lain, baik secara pertikal maupun horizontal. Arus merupakan faktor oseanografi yang cukup berperan penting dalam membawa bahan paritkek sedimen, bahan terlarut dan tersuspensi, yang dapat menimbulkan pendakalan sebuah perairan. Adapun hasil pengukuran arus di perairan Sungai Dua Laut ialah sebagai berikut :
Gambar 1.  Pola Arus pada perairan Sungai Dua Laut
Hasil Pengukuran arah dan kecepatan arus dilapangan dilakukan pada satu stasiun yaitu di daerah jembatan, hal ini di lakukan untuk mengetahui bagaimana arah dan kecepatan arus di dekat pantai.


Dari hasil pengukuran menunjukan bahwa kecepatan arus pada saat pasang ke arah barat daya dan saat surut ke arah timur laut. Berdasarkan pola dan kecepatan arus hasil pengukuran lapangan yang dilakukan selama 61 jam, menunjukkan bahwa pada saat air menuju pasang, arah arus bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan maksimum 0.13 m/s, sedangkan pada saat surut arah arus bergerak ke arah timur laut dengan kecepatan yang lebih kecil 0.02 m/s.
            Pengaruh arus terhadap sedimen ialah arus membawa sedimen menuju kearah pantai dan meninggalkan pantai dengan dipengaruhi oleh gelombang. Arus yang terjadi di perairan Sungai Dua Laut juga dipengaruhi oleh topografi pantai yang landai dan mengarah ke laut sehingga kecepatan gelombang tinggi pada musim-musim tertentu dan membuat kecepatan arus juga relative tinggi sehingga sedimen yang dari dasar perairan akan terangkut oleh arus dan terbawa ke pantai.
4.2.   Ukuran dan Sebaran Butir Sedimen
Dari hasil analisis ukuran butir sedimen dengan mengunakan software Gradistat didapatkan nilai rata-rata (Mean) ukuran butir sedimen pada pantai Sungai Dua Laut. Komposisi sedimen pada pantai Sungai Dua Laut pada stasiun 1 bertipe Trimodal dengan ukuran D50 yaitu 139,1 µm dan D90 yaitu 179,3 µm dengan jenis butiran kerikil 0,2% dan pasir 99,8% dan termasuk dalam kisaran pasir agak halus (Medium sand). Sedangkan pada stasiun 2  dan 8 memiliki tipe Trimodal dengan D50 yaitu 163,8 – 548,0 µm dan D90 yaitu 335,6 – 1143,8 µm dengan jenis sedimen kerikil 4,9% dan pasir 95,1 - 100%, untuk stasiun 3 dan 7 memiliki tipe sedimen Polymodal ukuran D50 yaitu 155,8 -176,6 µm dan D90 yaitu 528,5 - 2058,9 µm dan memiliki jenis sedimen kerikil 0,4 - 10,9% dan pasir 89,1 – 99,6%, kemudian untuk stasiun 4 dan 5 memiliki jenis sedimen kerikil 0,2 – 6,6% dan pasir 99,8 – 93,4% dengan D50 yaitu 133,8 – 147,2 µm dan D90 yaitu 173,0 -1149,0 µm  termasuk dalam kisaran Bimodal. Distribusi sedimen pada stasiun 6 memiliki tipe sedimen Bimodal dengan D50 yaitu 151,4 µm dan D90 yaitu 514,7 µm  memiliki jenis sedimen kerikil 3,5% dan pasir 96,5%.
Pada stasiun 9 dan 10 memiliki tipe Polymodal ukuran D50 yaitu 572,0 -656,8 µm dan D90 yaitu 1318,7 – 2281,5 µm dan memiliki jenis sedimen kerikil 4,8 - 16,4% dan pasir 83,6 – 95,2,6%, sedangkan stasiun 11 dan 12 bertipe Polymodal juga dengan ukuran D50 yaitu 625,7 - 656,7 µm dan D90 yaitu 2268,0 - 2304,3 µm dan memiliki jenis sedimen kerikil 16,0 - 17,3% dan pasir 82,76 – 84,0%, untuk stasiun 13 dan 14 memiliki jenis sedimen kerikil 16,0 - 19,3% dan pasir 80,7 – 84,0% dengan D50 yaitu670,6 - 680,4 µm dan D90 yaitu 2268,3 2352,4 µm dan bertipe Polymodal.
Kondisi butiran pilih sedimen (sortasi) diperairan Sungai Dua Laut didominasi oleh Polymodal. yang terdapat  pada stasiun 3 dan 7 sampai stasiun 14 dan ada juga yang memiliki tipe Trimodal  pada stasiun 1, 2 dan 8, sedangkan pada stasiun 4 dan 5 memiliki tipe Bimodal. Hal ini menunjukan bahwa di perairan Sungai Dua Laut  dipengaruhi oleh energi mekanis yang besar, dimana sedimen dasar terdiri dari pertikel dengan ukuran yang cenderung seragam,sedangkan ukuran partikel yang lain telah tersingkir  oleh energi gerak air.
Klasifikasi ukuran butiran yang digunakan adalah klasifikasi  dari  The Subcommittee on Sediment Terminology of  AGU (American Geophysical Union). Ukuran butiran ditetapkan berdasarkan ukuran saringan (untuk butiran kasar) dan ukuran/diameter sedimentasi (untuk butiran halus). Klasifikasi butiran dilakukan berdasarkan nilai diameter referensi (D50) dari material dasar. 
Berdasarkan nilai (D50)  untuk stasiun 2, 5 dan stasiun 6 maka material dasar termasuk pasir agak halus (Medium sand). Sedangkan pada material di stasiun 3 dan stasiun 14 termasuk pasir halus (Fine sand). Maka dapat disimpulkan lokasi studi didominasi material dasar pasir agak halus (Medium sand), karena energi mekanik seperti arus dan gelombang pada lokasi tersebut relatif sedang. Dari hasil analisis ukuran butir sedimen dengan mengunakan software Gradistat didapatkan nilai rata-rata (Mean) ukuran butir sedimen pada pantai Sungai Dua Laut. Komposisi sedimen pada pantai Sungai Dua Laut termasuk dalam ukuran butir pasir kasar (coarse sand) yaitu pada stasiun  1 dan 2  dengan kisaran 561,1 745,1 selanjutnya ukuran butir kerikil halus (very  fine gravel) yaitu pada stasiun 10 dengan ukuran 2297,8; ukuran butir pasir sedang (medium sand) yaitu pada stasiun 3, 6, 7, dan 9 dengan kisaran 258,7 – 459,7; ukuran butir pasir halus (fine sand ) yaitu pada stasiun 4, 5, dan 8 dengan kisaran 148,6 – 190,0. Sedangkan pada stasiun 11,12,13,14 dan 15 termasuk dalam kisaran lumpur kasar (coarse silt) dengan kisaran 15,93 – 16,33. Distribusi sedimen pada stasiun 4 dan 5 memiliki tipe sedimen Bimodal; pada stasiun 1 dan 8 memiliki tipe Tripomodal; pada stasiun  2,3,7 dan 9 memiliki tipe Polymodal; sedangkan pada stasiun 11-15 termasuk kedalam tipe sedimen Unimoda.


Nilai skewness positif menunjukan suatu populasi sedimen condong berbutir halus, sebaliknya skewness negatif menunjukan populasi sedimen condong berbutir kasar sehingga skewness dapat digunakan untuk mengetahui dinamika sedimentasi di suatu perairan (Folk, 1974).
Kondisi butiran pilih sedimen (sortasi) diperairan Sungai Dua Laut didominasi oleh Poorly sorted yang terdapat  pada stasiun 1, 2, 3, 7, 9 dan stasiun 11-15 dengan kisaran nilai 1,055 sampai 1,286. Sedangkan pada stasiun 8 dan 10 dengan kisaran nilai 0,726 sampai 0,906 dengan kondisi pilihan moderately sorted. Pada stasiun 6 dengan nilai 0,268 dengan kondisi pilihan (sortasi) Very well sorted, sedangkan pada stasiun 4 dan 5 dengan kisaran nilai 0,601 sampai 0,645 dengan kondisi pilihan moderately well sorted.  Jika nilai sortasi diperoleh semakin kecil, maka sedimen dalam keadaan well sorted atau kondisi sedimen dalam keadaan sangat tersortir. Hal ini menunjukan bahwa di perairan Sungai Dua Laut  dipengaruhi oleh energi mekanis yang besar, dimana sedimen dasar terdiri dari pertikel dengan ukuran yang cenderung seragam,sedangkan ukuran partikel yang lain telah tersingkir  oleh energi gerak air.
Klasifikasi ukuran butiran yang digunakan adalah klasifikasi  dari  The Subcommittee on Sediment Terminology of  AGU (American Geophysical Union). Ukuran butiran ditetapkan berdasarkan ukuran saringan (untuk butiran kasar) dan ukuran/diameter sedimentasi (untuk butiran halus). Klasifikasi butiran dilakukan berdasarkan nilai diameter referensi (D50) dari material dasar. 
Berdasarkan nilai (D50)  untuk ukuran butir pasir kasar (coarse sand) yaitu pada stasiun  1 dan 2  selanjutnya ukuran butir kerikil halus (very  fine gravel) yaitu pada stasiun 10; ukuran butir pasir sedang (medium sand) yaitu pada stasiun 3, 6, 7, dan 9. Ukuran butir pasir halus (fine sand ) yaitu pada stasiun 4, 5, dan 8 sedangkan pada stasiun 11 - 14 dan 15 termasuk dalam kisaran lumpur kasar (coarse silt). Maka dapat disimpulkan lokasi studi didominasi material dasar lumpur kasar (coarse silt), karena energi mekanik seperti arus dan gelombang pada lokasi tersebut relatif sedang.




4.3. Transpor Sedimen
Transpor sedimen pantai adalah gerakan sedimen yang disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya (Triatmodjo 1999). Transport sedimen pantai dapat diklasifikasikan menjadi transport menyusur pantai (longsore transport) dan transpor tegak lurus pantai (onshore-offshore transport).
Perbedaan kecepatan arus berpengaruh terhadap transpor sedimen, dimana semakin besar arus yang terbentuk maka transpor sedimennya juga besar, baik berupa bed load (sedimen dasar) maupun suspended load (sedimen tersuspensi) selain faktor lain seperti karakteristik butir sedimen dan kemiringan pantai.
Dari hasil perhitungan volume transport sedimen, terdapat volume transpor sedimen sejajar pantai yang paling tinggi terdapat pada stasiun 4 dengan laju transpor mencapai 2.500  cm3/jam dengan arah sedimen menuju ke Barat sedangkan volume transpor terendah terdapat pada stasiun 2 yaitu sekitar -0.119 cm3/jam dengan arah sedimen menuju ke Timur.
Sedangkan nilai Q total atau resultan tertinggi terjadi pada stasiun 1 dengan nilai resultan mencapai 19,162, kemudian nilai resultan terendahnya terdapat pada stasiun 3 yaitu mencapai 0,982. Transpor sedimen menyusur pantai banyak menyebabkan permasalahan pada daerah pantai, sehingga pemahaman akan hal tersebut sangat penting diketahui dan kemungkinan permaslahan dalam dampak pemanfaatan pantai dapat diketahui dan dapat mengurangi dampaknya bagi pantai itu sendiri.

. Gambar 9.volume sedimen trab diperairan Sungai Dua Laut

























































Tabel 10. Volume Trnasport Sedimen di Perairan Sungai Dua Laut




















Berdasarkan bentuk pantai dan arah gelombang yang terbentuk pada lokasi studi menunjukkan bahwa arah arus dan transpor sedimen akan bergerak sesuai arah dan sudut gelombang pecah yang terbentuk sebagai pembangkit. Untuk arah pembangkitan gelombang dari barat menyebabkan arus dan transpor sedimen bergerak ke arah timur, sedangkan arah utara, timur laut dan timur menyebabkan arus dan transpor sedimen bergerak ke arah barat.
Analisi arus menunjukkan bahwa arus yang dominan yang memiliki kecepatan untuk metransport sedimen yaitu  arus dari timur, sedangkan pada besar volume transport sedimen junga dari timur.
Hasil analisis ini dapat dipergunakan untuk memperkirakan daerah pantai yang mengalami erosi (abrasi) atau akresi (sedimentasi). Konsep keseimbangan profil pantai menjadi perhatian jika gaya-gaya di alam yang mempengaruhi keseimbangan pantai berubah berdasarkan variasi pasut, gelombang, arus dan angin. Keseimbangan profil tersebut merupakan salah satu konsep yang sangat bermanfaat dalam menyajikan suatu kerangka kerja dalam studi mengenai ketidakseimbangan dan selanjutnya angkutan sedimen tegak-lurus maupun sejajar pantai pantai. Selain itu, dapat dimanfaatkan dalam suatu desain studi yang didasarkan pada profil keseimbangan.
Analisis budget sedimen pantai digunakan untuk mengevaluasi sedimen yang masuk dan keluar dari suatu pantai yang ditinjau. Ana­lisis keseimbangan budget sedimen pantai didasarkan pada hukum kontinuitas atau kekekalan massa sedimen. Besarnya laju transpor sedimen akan berpengaruh terhadap budget sedimen di mana laju transpor sedimen sendiri tergantung pada sudut datang gelombang, durasi dan energi gelombang. Dengan demikian gelombang besar akan mengangkut material lebih banyak tiap satuan waktu daripada yang digerakkan oleh gelombang kecil. Tetapi, jika gelombang kecil terjadi dalam waktu yang lebih lama dari gelombang besar, maka gelombang kecil tersebut dapat mengangkut sedimen lebih banyak daripada gelombang besar. Oleh karena itu, karena arah gelombang selalu berubah maka arah transpor juga berubah dari musim ke musim, hari ke hari atau dari jam ke jam.
Tingkat sedimentasi dan abrasi pada garis pantai sangat bergantung pada sumber sedimen dan transpor sedimen yang disebabkan oleh pola hidrodinamika pantai. Pola hidrodinamika pantai sendiri dipengaruhi oleh bentuk pantai. Hal ini terlihat pada sel C yang menunjukan sedimentasi yang lebih besar dibandingkan sel A, baik berdasarkan pengukuran maupun budget sedimen. Tingkat sedimentasi pada sel ini karena pengaruh arus sejajar pantai yang bergerak ke arah Timur. Sedangkan pada sel B mengalami abrasi yang disebabkan oleh gelombang dan arus balik tegak lurus pantai (Rip current).
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang telah di dapat pada praktek lapang di perairan Sungai Dua Laut adalah sebagai berikut :
a.    Butiran sedimen pantai Sungai Dua Laut dominan berupa pasir dan  kerikil. Yang kebanyakan memiliki tipe polymodal poorly sorted dengan tekturnya yaitu Slightly Gravelly sand.
b. Volume transport sedimen yang paling tinggi terdapat pada garis lurus dengan  pantai dengan laju transpor mencapai 5,952 cm3/jam dengan arah sedimennya yaitu -18,097 sehingga menuju ke arah Utara. Dengan memiliki nilai resultannya yaitu mencapai 19,162.
5.2. Saran
Sebaiknya dalam Pratik lapang dimanapun tempatnya harus mengutamakan persiapan terlebih dulu agar semuanya bisa berjalan dengan baik dan juga adanya kerjasama dalam pembagian tugas

REFERENSI :
Anonim. 2013. Gerak Air Laut. http:// e_books/modul_online/geografi.html
Coastal Hydrolic Laboratory (CHL). 2006. Coastal Engineering Manual. Washington DC : Departement of Army. U.S. Army Corp of Engineering.
Folk, R.L., 1974. Petrology of Sedimentary Rocks. 3nd Edition Hemphill’s Bookstore, Austin.
Krumbein, W.C. & L.L., Sloss, 1983, Stratigraphy and Sedimentation, W.H.Freeman and Co., San Fransisco.
Ukkas, M. 2009. Kajian Aspek Bioekologi Vegetasi Mangrove Alami dan Hasil Rehabilitasi de Kecamatan Keera Kab. Wajo Sulawesi Selatan. Hibah Penelitian. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Uniersitan Hasanuddin. Makassar.
U.S. Army. 2003. Engineering and design Coastal Engineering Manual. Departement of the Army. U. S. Army corps of Engineers. Washington, DC.
Pipkin, B.W. 1977. Laboratory Exercise in Oceanography. San Fransisco : W.H. Freeman and Company.
Sugeng, Widada, 2002, Modul Mata Kuliah. Universitas Diponegoro : Semarang.
Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam di Wilayah Pesisir Tropis.
Triatmojo, B. 1999.  Teknik Pantai Edisi Kedua. Beta Offset. Yogyakarta.
Wibisono,M.S.2011. Pengantar Ilmu Kelautan. Grasindo.Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar